BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat
berhubungan satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Biasanya dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali
atau yang secara rutin terjadi.
Informasi adalah data yang berguna yang
diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang
tepat. Karakteristik informasi yang realible harus memenuhi syarat relevan,
tepat waktu, akurat dan lengkap.
Sistem
Informasi Akuntansi
adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan
informasi yang bermafaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan
bisnis.
Sistem
Informasi Akuntansi (SIA)
adalah sebuah sistem informasi yang
menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan akuntansi.
Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem
iformasi. Fungsi penting yang dibentuk SIA
pada sebuah organisasi antara lain :
- Mengumpulkan dan menyimpan data
tentang aktivitas dan transaksi.
- Memproses data menjadi
informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
- Melakukan kontrol secara tepat
terhadap aset organisasi.
Subsistem SIA
memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara
langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
1.2
Manfaat Sistem Informasi
Akuntansi
Sebuah Sistem
Informasi Akuntansi
menambah nilai dengan cara:
- Menyediakan informasi yang
akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value
chain secara efektif dan efisien.
- Meningkatkan kualitas dan
mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan
- Meningkatkan efisiensi
- Meningkatkan kemampuan dalam
pengambilan keputusan
- Meningkatkan sharing knowledge
- menambah efisiensi kerja pada
bagian keuangan
1.3
Komponen Sistem Informasi Akuntansi
- Manusia adalah pelaku yang
menjalankan sistem
- Transaksi merupakan objek dari
sistem informasi akuntansi sebagai masukan
- Prosedur adalah langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam melakukan transaksi atau kegiatan perusahaan.
- Dokumen yaitu berupa formulir
yang digunakan sebagai sarana pencatatan pada saat transaksi
- Peralatan adalah suatu alat
atau sarana yang digunakan dalam melakukan pencatatan pada sistem
informasi yang bersangkutan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
LINGKUNGAN INFORMASI
Lingkungan Bisnis dan
Sistem Informasi Akuntansi
Lingkungan
bisnis sebagai sebuah system.
a. Karakteristik Sistem dari
sebuah Perusahaan
- Memiliki
tujuan
- Ada
lingkungan di sekitar perusahaan
- Ada
kendala atau batasan (mis: keterbatasan pangsa pasar atau keterbatasan
sumber daya yang dikuasai)
- Input-Proses-Output
- Feedback
- Pengendalian
- Setiap
system memiliki subsistem
b.
Struktur
organisasi dalam Perusahaan
Struktur organisasi merupakan sarana
bagi manajer untuk mengarahkan dan mengkoordinasi serangkaian aktivitas dan
operasi dalam perusahaan. Struktur organisasi menggambarkan distribusi wewenang
dan tanggung jawab setiap manajer.
Ragam struktur organisasi
- Struktur
hirarki
- Struktur
matriks (kombinasi fungsional dan orientasi
project)
- Struktur
desentralisasi (wewenang didelegasikan ke manajer level
menengah dan level rendah)
- Struktur jaringan
Kaitan struktur organisasi dan AIS
- Struktur
organisasi menentukan vertical flow of information
- Struktur
organisasi menentukan aliran data transaksi secara horisonal. AIS harus
memastikan bahwa langkah pencatatan transaksi seirama dengan departemen
organisasi yang menangani transaksi tersebut.
c.
Sistem
Operasi
Sistem
operasi adalah sekumpulan proses fisik (aktivitas, operasi atau proses bisnis),
untuk mengubah sumber daya menjadi produk atau jasa. Berikut dapat dilihat
contoh sistem operasi dalam perusahaan manufaktur.
Contoh transaksi bisnis:
- Memesan
barang dagangan
- Menerima
barang dari pemasok
- Menyimpan
barang
- Membayar
utang
Siklus transaksi:
Sekelompok transaksi bisnis
dalam sebuah perusahaan.
Contoh siklus transaksi dalam
sebuah perusahaan konsultan
2.2
EVOLUSI MODEL SISTEM AKUN INFORMASI
A. MODEL PROSES MANUAL
Model
proses manual adalah bentuk sistem akuntansi yang paling tua dan paling
tradisional. Sistem manual terdiri dari berbagai kegiatan ,sumber daya dan
personal fisik yang merupakan ciri banyak proses bisnis. Ini
meliputi berbagai pekerjaan seperti pencatatan pesanan, pengadaan bahan
baku, produksi barang untuk dijual, pengiriman barang ke pelanggan, serta
penempatan pesanan ke pemasok.
Tetapi
ada baiknya mempelajari proses manual sebelum belajar menguasai sistem berbasis
komputer. Pertama, mempelajari sistem manual membantu pembentukan hubungan yang
penting antara mata kuliah SIA dengan mata kuliah akuntansi
lainnya. Mata kuliah SIA sering kali merupakan salah satu mata kuliah akuntansi
yang memungkinkan mahasiswa melihat asal data, cara pengumpulannya dan
bagaimana serta dimana informasi digunakan untuk mendukung operasi
harian. Dengan mempelajari arus informasi, berbagai pekerjaan utama serta
penggunaan catatan akuntansi tradisional dalam pemprosesan
akuntansi, fokus mahasiswa dibentuk menjadi perspektif proses bisnis.
Kedua,
logika proses bisnis lebih mudah dipahami jika tidak tersembunyi dibalik
teknologi informasi yang dibutuhkan untuk memicu dan mendukung berbagai
kegiatan seperti penjualan, pengadaan, serta pengiriman adalah penting dan
terpisah dari teknologi yang mendasari sistem informasi. Contohnya
pemberitahuan pengiriman yang mengimformasikan proses penagihan untuk
suatu produk yang dikirimkan, melayani tujuan ini meskipun
diproduksi atau diproses secara manual atau elektronik. Setelah mahasiswa
mempelajari pekerjaan apa saja yang harus dilakukan, mereka akan lebih
mempelari berbagai cara yang berbeda dan lebih baik untuk melakukan
berbagai pekerjaan ini melelui teknologi
Terakhir,
prosedur manual menfasilitasi pemahaman mengenai aktivitas pengendalian
internal, termasuk pemisahan fungsi, supervisi, verifikasi indenpenden, jejak
audit, serta pengendalian akses. Oleh karena sifat manusia terdapat dalam inti
berbagai isu pengendalian internal, maka arti penting dari aspek sistem
informasi jangan sampai terlupakan.
B. MODEL FILE DATAR
Pendekatan
file datar seringkali dihubungkan dengan sistem warisan (legacy system). Sistem
ini berupa sistem mainframe besar yang diimplementasikan paada akhir
tahun 1960 hingga 1980-an. Kini berbagai perusahaan masih menggunakan
secara luas sistem ini. Akan tetapi, akhirnya sistem tersebut akan digantikan
dengan sistem manajemen data basis modern, tetapi sementara para akuntan harus
tetap bekerja dengan teknologi sistem warisan.
Model
file datar (file flat model) menjelaskan sebuah lingkungan dengan file data
yang tidak saling berhubungan dengan file lainnya. Para pengguna akhir dalam
lingkungan ini memiliki sendiri file datanya sebagai ganti berbagi dengan
para pengguna lainnya. Jadi, pemprosesan data dilakukan oleh aplikasi yang
berdiri sendiri dan bukan melalui sistem terintegrasi.
Ketika
banyak pengguna membutuhkan data yang sama untuk berbagai tujuan yang
berbeda, mereka harus mendapatkan rangkaian data yang terpisah untuk dibentuk
sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Figur 1 menggambarkan bagaimana data
penjualan ke pelanggan dapat disajikan ke tiga pengguna yang
berbeda pada perusahaan ritel barang-barang yang tahan lama (durable
goods). Fungsi akuntan membutuhkan data penjualan ke pelanggan yang diatur
berdasarkan nomor rekeningnya dan dibentuk untuk menunjukkan saldo yang belum
dibayar. Ini digunakan untuk penagihan ke pelanggan, penelusuran piutang usaha,
serta pembuatan laporan keuangan. Fungsi pemasaran membutuhakan data
sejarah penjualan ke pelanggan yang diatur berdasarkan demografinya.
Fungsi ini menggunakan data tersebut untuk menargetkan promosi produk baru dan
untuk menjual upgrade produk. Kelompok perbaikan produk
membutuhkan data penjualan ke pelanggan yang diatur berdasarkan
produk dan dibentuk untuk tanggal perbaikan yang dijadwalkan.
Informasi semacam itu digunakan untuk membuat kontrak purnajual dengan
pelanggan untuk menjadwalkan pemeliharaan, pencegahan, serta untuk menawarkan
penjualan perjanjian perbaikan.
Figur
1 Model File Data
1.
menyimpanan Data (Data Storage)
Sistem
informasi yamg efisien hanya menangkap dan menyimpan sekali serta
membuatnya menjadi sumber yang tersedia bagi semua pengguna yang membutuhkannya.
Dalam lingkungan file datar, hal ini tidak mungkin. Untuk memenuhi kebutuhan
pribadi para pengguna, perusahaan harus menanggung biaya baik untuk
prosedur pengumpulan maupun penyimpanan yang dilakukan beberapa kali. Beberapa
data yang biasanya digunakan bersama dapat diduplikasi sebanyak lusianan,
ratusan, atau bahkan ribuan kali.
2.
Pembaruan Data (Data Updating)
Perusahaan
memiliki banyak sekali data yang disimpan dalam berbagai file dan yang
membutuhkan pembaruan (update) berkala untuk mencerminkan berbagai perubahan.
Contohnya, perubahan atas nama atau alamat pelanggan harus tercermin
dalam file master yang sesuai. Ketika pengguna menyimpan file sendiri-sendiri,
semua perubahan tersebut harus dilakukan secara terpisah oleh tiap pengguna. Hal
ini secara signifikan menambah pekerjaan dan biaya untuk manajemen data.
3.
Kekinian Informasi (Currency of Information)
Kebalikan
dari masalah dalam melakukan pembaruan beberapa kali adalah masalah kegagalan
untuk memperbarui semua file pengguna yang akan terpengaruh jika ada
perubahan dalam statusnya. Jika informasi yang terbaru tidak disebarluaskan
secara tepat, perubahan tersebut tidak akan tercermin dalam data pengguna,
hingga mengakibatkan adanya keputusan yang didasarkan pada informasi yang kadaluarsa.
4.
Dependensi Pekerjaan-Data
Masalah
lainnya dalam pendekatan file datar adalah ketidakmampuan penggunaanya untuk
mendapatkan tambahan informasi ketika kebutuhan pengguna tersebut berubah.
Masalah ini disebut sebagai dependensi pekerjaan-data (task-datadependency).
Rangkaian informasi milik pengguna dibatasi oleh data yang dimiliki serta yang
dikendalikannya. Para pengguna bertindak secara independen, bukan sebagai
anggota dari sebuah komunitas pengguna. Dalam lingkungan semacam ini, sangat sulit
untuk membuat mekanisme pengguna data bersama. Oleh karenanya, kebutuhan
informasi baru cenderung dipuaskan melalui mendapatkan file data baru. Hal ini
membutuhkan waktu, menghambat kinerja, menambah redundansi data, serta membuat
biaya manajemen data menjadi makin tinggi.
5.
File Flat Membatasi Integrasi Data
Pendekatan
file data adalah model berpandangan tunggal. Berbagai file akan distruktur,
diformat, dan diatur agar sesuai kebutuhan khusus pemilik atau pengguna
utama data tersebut. Akan tetapi, strukturisasi semacam ini dapat tidak
memasukkan atribut data yang berguna bagi pengguna lainnya, sehingga menghambat
keberhasilan integrasi data di perusahaan. Contohnya, karena fungsi akuntansi
adalah pengguna utama data akuntansi, maka data ini seringkali ditangkap,
diformat, dan disimpan untuk mengakomodasi laporan keuangan. Akan tetapi,
struktur ini dapat tidak berguna bagi pengguna data akuntansi lain diperusahaan
(yang diluar akuntansi), seperti fungsi pemasaran, keuangan, produksi, dan
rekayasa. Para pengguna ini diberikan tiga pilihan:
a.
Tidak
menggunakan data akuntansi untuk mendukung keputusan,
b.
memanipulasi
dan membentuk struktur data ynag sekarang agar memenuhi kebutuhan unik tiap
pengguna, atau
c.
mendapatkan
rangkaian data tambahan khusus serta menanggung masalah biaya dan operasional
yang berkaitan dengan redundansi data.
Meskipun
memiliki banyak keterbatasan, file datar masih digunakan di banyak
perusahaan untuk system buku besar dan keuangan lainnya.
Figur
2. Model REA
REA
adalah kerangka kerja akuntansi untuk pemodelan resources (sumber daya), events
(kegiatan), dan agents (pelaku) perusahaan yang sangat penting, dan hubungan
diantaranya. Dari tempat penyimpanan ini, tampilan pengguna dapat dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan semua pengguna dalam perusahaan. Ketersediaan beberapa
tampilan memungkinkan penggunaan data transaksi secara fleksibel dan
memungkinkan pengembangan system informasi akuntansi yang mendorong, dan bukan
menghambat, integrasi.
Model
REA diusulkan pada tahun 1982 sebagai model teoritis untuk akuntansi. Kemajuan
dalam teknologi basis data telah berfokus pada ketertarikan yang baru pada REA
sebagai alternatif praktis untuk kerangka kerja akuntansi yang
klasik. Berbagai elemen utama dari model REA diringkas sebagai berikut ini:
·
Sumber
Daya
Sumber
daya (resource) ekonomi adalah berbagai aktiva perusahaan. Sumber daya ini
didefinisikan sebagai berbagai objek yang tidak mudah didapat serta dibawah
kendali perusahaan. Definisi ini berbeda dari model tradisional karena tidak
memasukkan piutang usaha. Piutang usaha adalah catatan lama yang hanya
menyimpan dan mentransmisikan data. Karena piutang usaha bukan merupakan elemen
dasar dari system tersebut, maka tidak perlu dimasukkan dalam basis data.
Sebagai gantinya, piutang usaha diturunkan dari selisih antara penjualan ke
pelanggan dengan kas yang diterima dari pembayaran penjualan.
·
Kegiatan
Kegiatan
(event) ekonomi adalah fenomena yang mempengaruhi berbagai perubahan dalam
sumber daya. Fenemona ini dapat berasal dari berbagai aktivitas seperti
produksi, perdagangan, konsumsi, dan distribusi. Kegiatan bernilai ekonomi
adalah elemen informasi yang sangat penting dalam system akuntansi serta harus
ditangkap dalam bentuk yang sangat terperinci untuk menyediakan basis data yang
lengkap.
·
Pelaku
Pelaku
(agent) ekonomi adalah orang-orang dan departemen yang berpartisipasi
dalam kegiatan ekonomi. Pihak-pihak tersebut adalah pihak dalam dan luar
perusahaan dengan kemampuan untuk memilih sendiri menggunakan atau membuang
sumber daya yang bernilai ekonomi. Contoh pelaku adalah staf administrasi
bagian penjualan, tenaga kerja bagian produksi, staf administrasi bagian
pengiriman, serta para pemasok.
Model
REA mensyaratkan agar fenomena akuntansi dikarakterisasikan dalam cara yang
konsisten dengan pengembangan berbagai tampilan untuk beberapa pengguna. Data
bisnis jangan diformat terlebih dahulu atau dibatasi secara buatan dan harus
mencerminkan semua aspek yang relevan dari kegiatan ekonomi yang mendasarinya.
Jadi, prosedur dan basis data REA distrukturisasi di sekitar kegiatan, bukan
pada catatan akuntansi seperti jurnal, buku besar, daftar akun, dan pembukuan
berpasangan (double-entry accounting). Di bawah ini model REA, perusahaan
membuat laporan keuangan langsung dari basis data kegiatan. Kegiatan penjualan
dan penerimaan kas berikut ini dalam sebuah peritel fiktif dapat digunakan
untuk menggambarkan perbedaan inheren antara akuntansi REA dengan yang klasik:
Sept.1
: Menjual 5 unit produk X21@ Rp 3.000,- per unit dan 10 unit produk Y33 @
Rp 2.000,- per unit ke pelanggan Smith (total penjualan = Rp 35.000,-). Biaya
per unit persediaan adalah Rp 1.600,- dan Rp 1.200,- (total biaya HPP =Rp
20.000,- ).
Sept.30
: Diterima Rp 20.000,- tunai dari pelanggan Smith untuk penjualan.
Dalam
file datar atau system basis data non-REA, kedua kegiatan tersebut akan dicatat
dalam rangakaian akun klasik sepeti yang ditujukan dalam Figur 3. Ini
melibatkan ikhtisar berbagai kegiatan untuk mengakomodasi struktur akun. Akan
tetapi, perinciaan dari transaksi tidak akan ditangkap dalam pendekatan ini.
Figur
3. Catatan akuntansi klasik dalam system non-REA
File
Piutang Dagang
No. Pelanggan
|
Nama Pelanggan
|
Debit
|
Kredit
|
Saldo
|
23456
|
Smith
|
Rp 35.000,-
|
Rp 20.000,-
|
Rp 15.000,-
|
File
Harga Penjualan
No. Akun
|
Debit
|
Kredit
|
5734
|
Rp 20.000,-
|
File
Harga Pokok Penjualan
No. Akun
|
Kredit
|
4375
|
Rp 35.000,-
|
Dalam
system akuntansi REA, system akan menangkap transaksi ini dalam rangkaian tabel
basis data relasional yang menekankan pada kegiatan bukan akun. Hal ini
digambarkan dalam Figur 4. Tiap tabel berkaitan dengan aspek terpisah dari
transaksi terpusat. Data yang berkaitan dengan pelanggan, faktur, dan barang
yang dijual, dan sebagainya dapat ditangkap untuk beberapa kegunaan dan
pengguna. Tabel-tabel basis data tersebut dihubungkan melalui atribut yang
sama, yang disebut kunci primer (primary key- PK) serta kunci luar (foreign
key- FK) yang memungkinkan integrasi. Sebaliknya, berbagai file dalam system
tradisional independen satu sama lain dan karenanya tidak dapat mengakomodasikan
penyatuan data terperinci semacam itu. Akibatnya, system tradisional
harus meringkas data kegiatan dengan kerugian menghilangkan fakta yang mungkin
penting.
Figur
4. Basis Data Kegiatan di sebuah Sistem REA
Tabel
Pelanggan
(PK)
Nomor Pelanggan
|
Nama
|
Alamat
|
Nomor Telepon Kreditor
|
Batas Penagihan
|
Tanggal
|
Tanggal Peringatan
|
23456
|
Smith
|
125 Elm. St.city
|
B10-555-1234
|
5000
|
12
|
12/9/89
|
Tabel
Faktur
(PK)
(FK)
Nomor Faktur
|
Tanggal Faktur
|
Tanggal Pengiriman
|
Syarat
|
Kurir
|
Nomor Pelanggan
|
98765
|
9/01/03
|
9/03/03
|
Net 30
|
UPS
|
23456
|
Tabel
LINI PRODUK
(PK)
(FK)
Nomor Produk
|
Nomor Faktur
|
Jumlah Terjual
|
X21
|
98765
|
5
|
Y33
|
98765
|
10
|
Tabel
Produk
(PK)
Nomor Produk
|
Keterangan
|
Harga Jual
|
Biaya Per Unit
|
Jumlah Saat Ini
|
Titik Pemesanan Kembali
|
X21
|
Something of other
|
3.000
|
12
|
200
|
50
|
Y33
|
Something else
|
2.000
|
16
|
159
|
60
|
Tabel
PENERIMAAN KAS
(PK)
(FK)
Nomor Transaksi
|
Nomor Pelanggan
|
Nomor Cek
|
Jumlah
|
Tanggal Cek
|
Tanggal Dibukukan
|
77654
|
23456
|
451
|
20.000
|
Sept 28
|
Sept 30
|
Record
akuntansi tradisional meliputi jurnal, buku besar, dan daftar akun yang tidak
tampak sebagai file atau tabel fisik dalam model REA. Untuk tujuan laporan
keuangan, tampilan atau gambar record akuntansi tradisional dibentuk dari
berbagai bentuk kegiatan. Contohnya, jumlah saldo akun piutang Smith didapat
dari penjualan total (jumlah yang terjual x harga jual )dikurangi kas yang
diterima (jumlah) = 35.000 – 20.000 = 15.000). Jika dibutuhkan atau diinginkan,
ayat jurnal dan nilai di buku besar juga dapat diturunkan dari berbagai
tabel kegiatan ini. Contohnya, saldo akun untuk harga pokok penjualan adalah
(jumlah yang dijual x biaya per unit) dijumlahkan untuk semua transaksi
dalam periode tersebut.
C. MODEL BASIS DATA
Perusahaan
dapat mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan file datar dengan
mengimplementasikan model basis data (database model) untuk manajemen data.
Figur 2 menggambarkan bagaimana pendapatan ini memusatkan data perusahaan ke
dalam satu basis data bersama yang dibagi bersama dengan semua pengguna.
Jika data perusahaan berada dalam lokasi terpusat, semua pengguna memiliki
akses ke data yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan masing-masing. Akses ke
sumber daya data dikendalikan melalui system manajemen basis data (database
management system-DBMS). DBMS adalah peranti lunak system khusus yang di
program untuk mengetahui elemen data mana yang penggunanya memiliki hak untuk
mengaksesnya. Program dari pengguna akan mengirim permintaan data ke DBMS, yang
akan menvalidasi serta mengotorisasi akses ke basis data berdasarkan tingkat
otoritas pengguna. Jika pengguna meminta data yang tidak sesuai dengan hak
aksesnya, permintaan itu akan ditolak. Jelas bahwa prosedur perusahaan untuk
memberikan otoritas ke para pengguna adalah masalah pengendalian yang penting
untuk dipertimbangankan oleh auditor.
Perbedaan
yang paling utama antara model basis data dengan model file datar adalah
pengumpulan data ke dalam sebuah basis data bersama yang digunakan oleh semua
pengguna di perusahaan. Dengan akses ke domain penuh entitas data, berbagai
perubahan dalam kebutuhan informasi pengguna dapat dipuaskan tanpa harus
mendapatkan rangkaian data khusus tambahan. Para pengguna hanya dibatasi
oleh keterbatasan data yang tersedia untuk entitas tersebut serta
legitimasi kebutuhannya, untuk mengakses data tersebut. Dengan berbagi data,
berbagai masalah tradisional berikut ini yang berkaitan dengan pendekatan file
datar mungkin dapat diatasi.
a.
Eliminasi
Redundansi Data
Tiap
elemen data hanya disimpan sekali, hingga meniadakan redundansi data serta
mengurangi biaya pengumpulan dan penyimpanannya. Contohnya data pelanggan hanya
ada sekali, tetapi digunakan bersama oleh para pengguna dari akuntansi,
pemasaran, dan layanan produk. Untuk mewujudkan hal ini, data disimpan dalam
format umum yang mendukung beberapa pengguna.
b.
Pembaruan
Tunggal
c.
Oleh
karena tiap elemen data hanya ada di satu tempat, maka elemen tersebut hanya
membutuhkan prosedur pembaruan tunggal. Hal ini mengurangi waktu dan biaya
untuk menjaga basis data tetap baru.
d.
Nilai
Terkini
Satu
perubahan pada suatu atribut basis data secara otomatis disediakan bagi semua
pengguna atribut tersebut. Contohnya, perubahan alamat pelanggan yang
dimasukkan oleh seorang staf administrasi penagihan akan segera tampak dalam
tampilan di bagian pemasaran dan perbaikan produk.
File
datar dan system basis data awal disebut sebagai system tradisional
(traditional system). Dalam konteks ini, istilah “tradisional” berarti bahwa
aplikasi system informasi peusahaan (berbagai programnya) berfungsi
secara indenpenden dari satu sama lain, bukan terintegrasi menjadi suatu
kesatuan, system manajemen basis data awal didesain untuk berantar muka secara
langsung dengan berbagai program file datar yang ada.
D. SISTEM ERP
Perencanaan
sumber daya perusahaan (enterprise resource planning-ERP) adalah model sistem
informasi yang memungkinkan perusahaan mengotomatiskan dan mengintegrasikan
berbagai proses bisnis utamanya. ERP menembus berbagai hambatan fungsional
tradisional dengan menfasilitasi adanya data bersama di antara semua
pengguna di perusahaan. Implementasi sistem ERP dapat berupa pengambilalihan
besar-besaran, hingga dapat memakan waktu beberapa tahun, karena komplesitas
dan ukurannya, sedikit perusahaan yang bersedia untuk dapat menyediakan sumber
daya keuangan serta fisik dan menanggung resiko untuk mengembangkan
sistem ERP secara internal.
Salah
satu masalah dengan model yang distandardisasi adalah model tersebut tidak
selalu memenuhi kebutuhan perusahaan yang sebenarnya. Contohnya, sebuah
produsen tekstil di India yang mengimplementasikan peranti lunak ERP
hanya mendapati modifikasi yang luas, tidak terduga, dan mahal yang
harus dilakukan pada sistem tersebut. ERP tidak akan memungkinkan pengguna
untuk memberikan dua harga pada gulungan kain yang sama. Produsen tersebut
menetapkan suatu harga untuk komsumsi kosmetik, tetapi menetapkan harga lain
(empat kali lebih tinggi) untuk produk yang diekspor. Akan tetapi sistem ERP
tidak memberikan cara untuk menetapkan dua harga untuk barang yang sama dengan
tetap mempertahankan perhitungan persediaan yang akurat.
Perusahaan
yang dapat mengimplementasikan ERP dengan baik harus memodifikasi proses
bisnisnya agar sesuai dengan ERP, memodifikasi ERP agar sesuai dengan bisnisnya,
atau biasanya memodifikasi keduanya. Seringkali, aplikasi peranti lunak
tradisional, perlu dihubungkan ke ERP untuk menangani berbagai fungsi
bisnis yang unik, terutama pada pekerjaan yang berkaitan erat dengan industri.
Aplikasi-aplikasi ini, yang seringkali disebut sebagai bolt-on, tidak
selalu didesain untuk berkomunikasi dengan peranti lunak ERP. Proses
untuk menyelaraskan seluruh sistem dapat menjadi cukup rumit dan kadang gagal,
hingga menghasilkan kerugian besar bagi perusahaan. Paket peranti lunak
ERP sangatlah mahal, tetapi penghematan dari segi efisien akan sangat
signifikan. Pihak manajemen perusahaan harus sangat berhati-hati dalam
memutuskan ERP mana, jika ada, yang terbaik untuk perusahaan.
2.3
PERANAN AKUNTANSI
Akuntansi
adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang
akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain
untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi,
dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan
menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal
sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu
laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer,
pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham,
kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini
dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi
dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas,
diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang
terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana
pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk
memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin
sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang
berterima umum.
Evolusi
dalam informasi dan komunikasi telah mendorong kemajuan dalam teknologi.
Kompetisi dunia usaha semakin ketat, selalu beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi dengan melakukan perbaikan strategi dan operasi perusahaan. Informasi
akuntansi menjadi salah satu unsur dalam pengambilan keputusan suatu
perusahaan. Kemampuan menjalankan bisnis tanpa diikuti dengan penerapan sistem
informasi akuntansi yang tepat akan membuat perusahaan mengalami masalah
dikemudian hari seiring dengan berkembangnya bisnis mereka.
Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah Sistem Informasi yang menangani segala
sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Peran penting SIA pada sebuah
organisasi antara lain, mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan
transaksi. Selain itu, SIA juga dapat memproses data menjadi informasi yang
dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan dan juga melakukan kontrol
secara tepat terhadap aset organisasi agar pelaku bisnis dapat menerapkan
strategi yang tepat dalam perusahaannya dan dapat bersaing dengan persahaan
lain.
Informasi Akuntansi memiliki arti penting bagi manajemen untuk pengambilan keputusan. Walaupun demikian, sistem informasi akuntansi yang berlaku di Indonesia sekarang masih didominasi oleh konsep-konsep akuntansi keuangan yang lebih diarahkan untuk menyajikan informasi pertanggungjawaban keuangan oleh manajemen kepada pihak luar perusahaan. Dengan demikian, sistem informasi akuntansi manajemen belum berperan dalam menyediakan informasi keuangan bagi manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan alokasi berbagai sumber daya dalam perusahaan.
Informasi Akuntansi memiliki arti penting bagi manajemen untuk pengambilan keputusan. Walaupun demikian, sistem informasi akuntansi yang berlaku di Indonesia sekarang masih didominasi oleh konsep-konsep akuntansi keuangan yang lebih diarahkan untuk menyajikan informasi pertanggungjawaban keuangan oleh manajemen kepada pihak luar perusahaan. Dengan demikian, sistem informasi akuntansi manajemen belum berperan dalam menyediakan informasi keuangan bagi manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan alokasi berbagai sumber daya dalam perusahaan.
Dalam
SIA dan efektivitas struktur pengendalian intern terdapat suatu hubungan yang
timbal balik dimana struktur pengendalian intern tidak mungkin berjalan tanpa
adanya sarana atau alat untuk menjalankannya, yaitu sistem informasi akuntansi.
Sedangkan SIA dikatakan memuaskan apabila didalamnya terdapat efektivitas
pengendalian intern.
Keberhasilan
suatu sistem informasi akuntansi ditentukan oleh kualitas informasinya. Untuk
itu perlu adanya sistem yang baik untuk menghasilkan informasi yang biasa
digunakan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan. Dan biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk pengoperasian sistem tersebut diharapkan mempunyai
nilai manfaat bagi perusahaan.
Laporan
akutansi atau yang disebut laporan Keuangan perusahaan berguna bagi pihak –
pihak yang berkepentingan di dalamnya, seperti :
a.
Investor
Penanaman
modal beresiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat
serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan
informasi akuntansi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan,
atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi
akuntansi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar deviden.
b.
Karyawan
Karyawan dan
kelompok – kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai
stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi
yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan
balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan kerja.
c.
Pemberi
Pinjaman
Pemberi
pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yag memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah pinjaman seta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo
d. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya
Pemasok dan
kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi akuntansi yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat
jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu
yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali sebagai pelanggan utama
mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan
e. Pelanggan
Para pelanggan
berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan,
terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau
bergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah
f. Pemerintah
Pemerintah dan
berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan
alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.
Mereka juga membutuhkan informasi untuk mangatur aktivitas perusahaan,
menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik
pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat
Perusahaan
memengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat
memberikan kontribusi berarti dalam perekonomian nasional, termasuk jumlah
orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan
keuangan dapat membantu masyarkat dengan menyediakan informasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap sistem yang ada tidak akan
efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan
akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut. Selain itu juga seorang
akuntan harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda
dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan dapat
didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputusan.
Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah Sistem Informasi yang menangani segala
sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Peran penting SIA pada sebuah
organisasi antara lain, mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan
transaksi. Selain itu, SIA juga dapat memproses data menjadi informasi yang
dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan dan juga melakukan kontrol
secara tepat terhadap aset organisasi agar pelaku bisnis dapat menerapkan
strategi yang tepat dalam perusahaannya dan dapat bersaing dengan persahaan
lain.
Informasi Akuntansi memiliki arti penting bagi manajemen untuk pengambilan keputusan. Walaupun demikian, sistem informasi akuntansi yang berlaku di Indonesia sekarang masih didominasi oleh konsep-konsep akuntansi keuangan yang lebih diarahkan untuk menyajikan informasi pertanggungjawaban keuangan oleh manajemen kepada pihak luar perusahaan. Dengan demikian, sistem informasi akuntansi manajemen belum berperan dalam menyediakan informasi keuangan bagi manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan alokasi berbagai sumber daya dalam perusahaan.
Informasi Akuntansi memiliki arti penting bagi manajemen untuk pengambilan keputusan. Walaupun demikian, sistem informasi akuntansi yang berlaku di Indonesia sekarang masih didominasi oleh konsep-konsep akuntansi keuangan yang lebih diarahkan untuk menyajikan informasi pertanggungjawaban keuangan oleh manajemen kepada pihak luar perusahaan. Dengan demikian, sistem informasi akuntansi manajemen belum berperan dalam menyediakan informasi keuangan bagi manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan alokasi berbagai sumber daya dalam perusahaan.
Untuk
itu, sebuah model system informasi dapat dikatakan baik apabila dapat menambah
nilai, yaitu dengan cara:
·
Menyediakan
informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama
pada value chain secara efektif dan efisien.
·
Meningkatkan
kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan
·
Meningkatkan
efisiensi
·
Meningkatkan
kemampuan dalam pengambilan keputusan
·
Meningkatkan
sharing knowledge
·
Menambah
efisiensi kerja pada bagian keuangan
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking